Kali ini aku mau sedikit curhat dengan bahasa yang kembali nggak konsisten, hehe.
Sehat itu mahal. Itu adalah pepatah anonim yang sering ku dengar, terutama sejak kehidupanku sebagai mahasiswa perantauan dimulai. Dengan uang jatah yang pas-pasan aku harus bisa mengatur segala kebutuhanku agar tidak besar pasak daripada tiang. Uang paling banyak teralokasi untuk makan, hampir 90%.
Sehat itu mahal. Itu adalah pepatah anonim yang sering ku dengar, terutama sejak kehidupanku sebagai mahasiswa perantauan dimulai. Dengan uang jatah yang pas-pasan aku harus bisa mengatur segala kebutuhanku agar tidak besar pasak daripada tiang. Uang paling banyak teralokasi untuk makan, hampir 90%.
Sejak masih SMA, aku sudah terbiasa
hanya makan dua kali sehari atau tidak pernah sarapan. Tentu saja hal itu
berlanjut ketika kuliah, bahkan lebih parah. Demi menghemat, tidak jarang aku
hanya makan satu kali sehari, nasi setengah dengan lauk seadanya. Selain karena
ingin menghemat, juga karena aku memang tidak terlalu punya nafsu makan. Aku
makan ketika memang benar-benar lapar atau ketika ada teman mengajak makan.