Pages

Selasa, 06 November 2012

Multimedia Services Quality Assesment

Oke, setelah sekian lama menghilang dari dunia per-blogging-an *halah, kali ini Ana kembali :P

Posting kali ini sebenarnya adalah materi kuliah kapita selekta beberapa bulan yang lalu, cuman sayang aja sih disimpen di hardisk mulu, mending dibagi kan ya? hehehe

Dewasa ini, perkembangan teknologi semakin canggih dan kompleks tetapi sekaligus semakin simple. Misalnya handphone pada tahun 1995 yang hanya bisa melakukan panggilan suara dan beratnya berkilo-kilo, kini menjelma menjadi handphone mini yang beratnya hanya hitungan gram dengan fitur yang menarik, terutama multimedia. Komunikasi multimedia yang menggunakan media internet sebagai jembatannya, mengakibatkan data yang dikirim harus dikompres terlebih dahulu, misalnya gambar saat kita mengirim MMS atau video ketika kita menonton di youtube, akan sangat terasa akibat dari kompresi data. Kualitas gambar dan video cenderung menurun, kurang jelas, blur, tetapi buffer atau proses mendownload data menjadi lebih cepat dan menghemat bandwith terutama jika koneksi internet pas-pasan. Selain itu, pertimbangan harga juga menjadi faktor penting dalam digital image compression dengan syarat kualitas video/message tetap masih bisa ditolerir.

Dalam layanan multimedia, kualitas layanan QoS (Quality of service) atau parameter jaringan yang memungkinkan layanan dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan (maksimal) menjadi sangat penting bagi pengguna, sekaligus jaminan kepercayaan penyedia jasa jaringan. dalam pengiriman data melalui jaringan, data dipecah menjadi paket-paket kecil sehingga dimungkinkan adanya packet/data hilang, misalnya ketika video streaming sering ada gambar yang buruk dan kurang jelas. Selain itu, seringkali pengalaman seorang user dalam menggunakan layanan juga berpengaruh dalam layanan. Dengan kata lain, QoS dan QoE mencerminkan tingkat kepuasan user terhadap suatu layanan.
                
QoS lebih cenderung pada aplikasi dan media transportasinya atau disebut juga dengan network. Setiap aplikasi pertukaran data, ukuran QoSnya tidak pasti sama karena fungsi dan karakteristik data yang dikirimkan melalui jaringan juga berbeda-beda. Aspek yang digunakan dalam pengukuran pun berbeda, bisa jadi QoS tinggi jika aplikasi membutuhkan aspek tersebut atau malah sebaliknya. Oleh karena itu digunakan standar objectivitas video SSCQE (single stimulus Continuous Quality Evaluation) dan DSCQS (Double stimulus Continuous Quality Evaluation) untuk mengukur tingkat kualitas data. Sedangkan QoE cenderung kepada user dan service, user yang menentukan apakah suatu layanan baik atau tidak. Dimensi QoE bergantung pada Fidelity (kualitas data), Usability (user interface manipulation), Responsiveness (response time yang rendah), Security (autentikasi dan proteksi), Reliability (mudah dijangkau atau tidak). QoS menjadi sebuah hal yang sangat perlu dalam penilaian kualitas layanan Multimedia. Meski begitu, QoS dan QoE, keduanya tetap menjadi parameter penting dalam layanan, keduanya bersinergi membentuk suatu layanan yang berkualitas.

Sepertinya ke depan, Ana akan banyak bikin postingan tentang hal-hal teknis semacam di atas, maklum sekalian cari inspirasi buat judul TA *tingkat akhir cuy 


CuanX :o) Life goes on! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Saling menghargai tulisan orang lain, jika ingin copas atau mengambil tulisan dari blog ini, mohon sertakan link hidup sumber.

Dilarang komentar yang berbau SARA dan kasar. Apabila ditemukan komentar yang tidak pantas akan langsung dihapus oleh admin.